Jumat, Oktober 30, 2009

Teknologi Inderaraja Untuk Penangkapan Ikan

Wilayah Republik Indonesia sebagian besar berupa laut, oleh karena itu wilayah Indonesia sering disebut sebagai benua maritim. Sebagai archipelagic state (negara kepulauan) dengan luas laut 5.8 juta km2 Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam potensi sumberdaya perikanan dan kelautan. Laut Indonesia terbagi dalam wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) seluas 2.7 juta km2 dan Laut Teritorial sebesar 3.1 juta km2. wilayah perairan laut Indonesia memiliki kandungan sumberdaya alam khususnya sumberdaya hayati (ikan) yang berlimpah dan beraneka ragam.

Pemanfaatan sumberdaya ikan laut Indonesia di berbagai wilayah tidak merata. Di beberapa wilayah perairan masih terbuka peluang besar untuk pengembangan pemanfaatannya, sedangkan di beberapa wilayah yang lain sudah mencapai kondisi padat tangkap atau overfishing.

Karena negara Indonesia dilalui oleh garis khatulistiwa, mempunyai karakteristik yang unik karena di wilayah perairan tersebut sering terjadi interaksi antara masa air yang data dari samudra hindia dan samudra pasifik. Pertemuan masa air dari kedua samudra tersebut di daerah-daerah wilayah perairan laut Indonesia, dapat diperkirakan daerah-daerah tersebut terdapat ikan banyak gerombolan yang beraneka ragam. Disamping itu, wilayah laut nasional mempunyai daya dukung alami yang sangat potensial (misalnya potensi wisata bahari, terumbu karang dan sebagainya).

Potensi tersebut merupakan sumber daya alam asli Indonesia yang belum secara optimal dikelola secara serius dalam program pembangunan nasional. Oleh karena itu, diperlukan pengeolaan untuk dimanfaatkan seluas-luasnya bagi peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup bangsa Indonesia.

Karena sifat diatas, maka keberadaan daerah ikan di perairan Indonesia bersifat dinamis, selalu berubah/berpindah mengikuti pergerakan kondisi lingkungan, yang secara alamiah ikan akan memilih habitat yang lebih sesuai. Sedangkan habitat tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi atau parameter oseonografi perairan seperti temperatur permukaan laut, salinitas, konsentrasi klorofil laut, cuaca dan sebagainya, yang berpengaruh pada dinamika atau pergerakan air laut baik secara horizontal maupun vertical.

Masalah utama yang dihadapi dalam upaya optimalisasi hasil tangkapan ikan adalah sangat terbatasnya data dan informasi mengenai kondisi oseanografi yang berkaitan erat dengan daerah potensi penangkapan ikan. Armada penangkap ikan berangkat dari pangkalan bukan untuk menangkap tetapi untuk mencari lokasi penangkapan sehingga selalu berada dalam ketidakpastian tentang lokasi yang potensial untuk penangkapan ikan, sehingga hasil tangkapannya juga menjadi tidak pasti. Disamping itu, sebagai akibat dari ketidakpastian lokasi penangkapan mengakibatkan kapal penangkap banyak menghabiskan waktu dan bahan bakar untuk mencari lokasi fishing ground, dan ini berarti terjadi pemborosan bahan bakar.

Peran IPTEK sangat sangat diperlukan disini, dimana tanpa adanya dukungan IPTEK yang handal akan sulit bagi nelayan untuk dapat keluar dari lingkaran kemiskinan yang selama ini mengelilingi mereka. Salah satu teknologi yang dapat memberikan informasi kepada nelayan lokal mengenai wilayah perairan yang surplus ikan adalah teknologi penginderaan jauh atau remote sensing.

Penginderaan jauh mempunyai potensi untuk aplikasi bagi perikanan tangkap. Beberapa parameter yang diperlukan untuk analisis daerah potensial untuk penangkapan ikan dapat diperoleh dari penginderaan jauh, diantaranya suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil permukaan. Dari informasi sebaran suhu permukaan laut dapat diidentifikasi daerah upwelling dan front termal yang merupakan daerah potensi perikanan.

Konsentrasi klorofil permukaan menunjukkan tingkat kesuburan perairan di mana daerah yang subur merupakan daerah potensi perikanan. Analisis pola sebaran dan nilai suhu dan konsentrasi klorofil permukaan menghasilkan informasi zona potensi penangkapan ikan yang selanjutnya dapat diaplikasikan sebagai acuan bagi nelayan dalam operasi penangkapan ikan. peristiwa naiknya air dari dasar laut ke permukaan sebagai perbedaan gradien suhu yang yang dinamakan Upwelling. Maka daerah Upwelling tersebut biasanya terdapat klorofil yang merupakan makanan ikan dan diduga daerah tersebut terdapat banyak ikan yang disebut daerah fishing ground.

PENERAPAN TEKNOLOGI INDERAJA UNTUK PENANGKAPAN IKAN
Inderaja dengan menggunakan satelit merupakan sarana yang sangat bermanfaat dalam mengelola sumberdaya perikanan secara bijaksana, termasuk kegunaanya untuk mendeteksi zona potensi penangkapan ikan. Untuk perikanan, bukanlah ikan yang tampak langsung, tetapi adalah fenomena alam yang memungkinkan adanya ikan di suatu tempat, karena pada tempat itu banyak terdapat makanan ikan dan mempunyai kondisi lingkungan yang sesuai dengan jenis ikan tertentu.

Terdapat sejenis plankton yang mengandung klorofil (zat hijau daun). Plankton ini merupakan makanan ikan-ikan kecil yang pada gilirannya akan menjadi makanan bagi ikan yang lebih besar. Jadi dengan mendeteksi lokasi klorofil, maka secara tak langsung akan mendeteksi lokasi yang mungkin banyak ikannya. Cara mendeteksi klorofil ini, pada dasarnya adalah sangat sederhana. Sensor yang ada pada satelit diberi filter hijau (band hijau) secara digital, artinya detektor akan mendeteksi sinar hijau saja. Jadi sensor mendeteksi klorofil yang ada di laut. Tentu saja sangat perlu dilakukan beberapa sample pengukuran di laut (in-site, pengukuran di tempat), karena belum tentu sinar hijau yang dicatat oleh sensor satelit berasal dari klorofil. Setelah melakukan pengukuran di beberapa tempat dengan kapal misalnya, maka kini dapat dilakukan interpolasi atau ekstrapolasi terhadap data / citra satelit yang mempunyai liputan yang sangat luas itu; situasi klorofil pada lokasi yang luas dapat ditentukan dengan cepat. Seterusnya para nelayan akan diberi tahu untuk menentukan daerah operasi mereka.

Lokasi tempat berkumpulnya ikan dapat ditentukan dengan kombinasi antara lokasi klorofil, suhu permukaan laut, pola arus laut, cuaca, serta karakter toleransi biologis ikan terhadap suhu air. Terdapat beda suhu di seantero muka laut. Hal ini disebabkan oleh naiknya lapisan air laut di sebelah bawah ke atas (upwelling) karena perbedaan suhu. Kenaikan lapisan air ini juga membawa zat makanan bagi kehidupan di laut. Jadi dengan mendeteksi upwelling akan dapat pula memberi petunjuk akan adanya ikan. Di samping itu setiap jenis ikan memiliki zona suhu yang tertentu sebagai habitatnya. Satu alternatif yang sangat tepat untuk mengatasi masalah tersebut di atas adalah menggunakan teknologi penginderaan jauh.

Dengan demikian, penggunaan teknologi penginderaan jauh satelit (Inderaja) khususnya satelit NOAA-AVHRR (National Oceanic and Atmospheric Administration – Advanced Very High Resolution Radiometer) dipadu dengan data oseanografi, data cuaca dan tingkah laku ikan, didukung dengan metode pengolahan dan analisis yang teruji akurasinya, merupakan satu alternatif yang sangat tepat dalam mempercepat penyediaan informasi zona potensi ikan harian untuk keperluan inventarisasi dan evaluasi potensi kelautan.

Data utama yang diperoleh dari data NOAA-AVHRR adalah suhu permukaan laut yang selanjutnya disingkat dengan SPL. Pengamatan suhu permukaan laut dilakukan dengan menggunakan data NOAA-AVHRR, berkaitan dengan fenomena oseanografi khususnya monitoring fenomena upwelling / thermal front harus dilakukan dengan menggunakan data NOAA-AVHRR karena tidak memerlukan data dengan resolusi spasial yang tinggi mengingat wilayah perairan laut yang sangat luas, tetapi memerlukan resolusi temporal (repetitive time) yang cukup tinggi misalnya setiap 4 jam. Suhu permukaan laut merupakan parameter oseanografi yang mempunyai pengaruh sangat dominan bagi keberadaan dan fenomena sumberdaya hayati laut dan dinamikanya. Pengamatan dan monitoring fenomena oseanografi dan sumberdaya hayati laut mengharuskan penggunaan banyak data dalam selang waktu observasi tertentu (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan). Citra suhu permukaan laut (SPL) dari suatu perairan yang luas dapat digunakan untuk mengetahui pola distribusi SPL, arus di suatu perairan, dan interaksinya dengan perairan lain serta fenomena upwelling dan thermal front di perairan tersebut yang merupakan daerah potensi penangkapan ikan.

Masalah yang umum dihadapi adalah keberadaan daerah penangkapan ikan yang bersifat dinamis, selalu berubah / berpindah mengikuti pergerakan ikan. Secara alami ikan akan memilih habitat yang lebih sesuai, sedangkan habitat tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi oseanografi perairan. Dengan demikian daerah potensi penangkapan ikan sangat dipengaruhi oleh faktor oseanografi perairan. Kegiatan penangkapan ikan akan menjadi lebih efisien dan efektif apabila daerah penangkapan ikan dapat diduga terlebih dahulu, sebelum armada penangkapan ikan berangkat dari pangkalan. Salah satu cara untuk mengetahui daerah potensial penangkapan ikan adalah melalui studi daerah penangkapan ikan dan hubungannya dengan fenomena oseanografi secara berkelanjutan (Priyanti, 1999).

Pengukuran kondisi atau faktor oseanografi perairan dilakukan dengan cara :
(i) Suhu
Pengukuran suhu dilakukan setiap jam di lokasi penangkapan ikan. Pengukuran suhu permukaan laut digunakan untuk verifikasi perhitungan suhu dari satelit NOAA. Jadwal lintasan satelit NOAA diperoleh dari prediksi orbit dari stasiun NOAA.
(ii) Salinitas
Salinitas diukur pada saat penangkapan di lokasi ZPPI.
(iii) Arus permukaan
Arus permukaan diukur di lokasi penangkapan ikan, baik arah maupun kecepatannya.
(iv) Kedalaman perairan, kondisi laut, cuaca
Ketiga parameter tersebut diukur di lokasi ZPPI pada saat penangkapan ikan dilakukan. Kedalaman perairan diukur dengan menggunakan fish finder.

FISHFINDER

Fishfinder digunakan untuk mendeteksi besarnya gerombolan ikan pada lokasi yang ditunjukkan pada peta zona potensi ikan. Dengan peralatan canggih berupa fish finder dan perlengkapan Global Positioning System (GPS) dapat memudahkan nelayan mengetahui posisi ikan. Alat tersebut dimungkinkan dapat mengurangi beban nelayan akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Fishfinder merupakan teknologi suatu teknologi pendeteksian bawah air dengan menggunakan perangkat akustik (acoustic instrument). Teknologi ini menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian.
Sebagaimana diketahui bahwa kecepatan suara di air adalah 1.500 m/detik, sedangkan kecepatan suara di udara hanya 340 m/detik, sehingga teknologi ini sangat efektif untuk deteksi di bawah air.

Beberapa langkah dasar pendeteksian bawah air adalah adanya transmitter yang menghasilkan listrik dengan frekwensi tertentu. Kemudian disalurkan ke transducer yang akan mengubah energi listrik menjadi suara, kemudian suara tersebut dalam berbentuk pulsa suara dipancarkan.
Suara yang dipancarkan tersebut akan mengenai obyek (target), kemudian suara itu akan dipantulkan kembali oleh obyek (dalam bentuk echo) dan diterima kembali oleh alat transducer. Echo tersebut diubah kembali menjadi energi listrik; lalu diteruskan ke receiver dan oleh mekanisme yang cukup rumit hingga terjadi pemprosesan dengan menggunakan echo signal processor dan echo integrator.

Prosesnya didukung oleh peralatan lainnya; komputer; GPS (Global Positioning System), Colour Printer, software program dan kompas. Hasil akhir berupa data siap diinterpretasikan untuk bermacam-macam kegunaan yang diinginkan.
Bila dibandingkan dengan metode lainnya dalam hal estimasi atau pendugaan, teknologi ini memiliki kelebihan, antara lain: informasi pada areal yang dideteksi dapat diperoleh secara cepat (real time). Dan secara langsung di wilayah deteksi (in situ). Kelebihan lain adalah tidak perlu bergantung pada data statistik. Serta tidak berbahaya atau merusak objek yang diteliti (friendly), karena pendeteksian dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan suara (underwater sound).
Teknologi ini juga dapat digunakan dalam mengukur dan menganalisa hampir semua yang terdapat di kolom dan dasar air, aplikasi teknologi ini untuk berbagai keperluan antara lain adalah; eksplorasi bahan tambang, minyak dan energi dasar laut (seismic survey), deteksi lokasi bangkai kapal (shipwreck location), estimasi biota laut, mengukur laju proses sedimentasi (sedimentation velocity), mengukur arus dalam kolom perairan (internal wave), mengukur kecepatan arus (current speed), mengukur kekeruhan perairan (turbidity) dan kontur dasar laut (bottom contour).

Saat ini, fishfinder memiliki peran yang sangat besar dalam sektor kelautan dan perikanan, salah satunya adalah dalam pendugaan sumberdaya ikan (fish stock assessment). Teknologi dengan perangkat echosounder ini dapat memberikan informasi yang detail mengenai kelimpahan ikan, kepadatan ikan sebaran ikan, posisi kedalaman renang, ukuran dan panjang ikan, orientasi dan kecepatan renang ikan serta variasi migrasi diurnal-noktural ikan. Saat ini instrumen akustik berkembang semakin signifikan, dengan dikembangkannya varian yang lebih maju, yaitu Multibeam dan Omnidirectional. Perangkat Echosounder memiliki berbagai macam tipe, yaitu single beam, dual beam

Negara-negara yang maju pada sektor kelautan-perikanan (Norwegia, Jepang, Amerika Serikat, China dan Peru) menggunakan teknologi ini untuk melakukan eksplorasi sumberdaya dengan cepat, sehingga dapat mengeksploitasi dengan optimal, efisien dan ekonomis karena biaya eksplorasi yang murah dan waktu eksplorasi yang cukup singkat.
Tetapi untuk sektor kelautan-perikanan Indonesia teknologi ini masih jarang digunakan, khususnya oleh perusahaan-perusahaan perikanan. Sebaiknya perusahaan-perusahaan tersebut memanfaatkan teknologi ini untuk kegiatan eksplorasi yang maksimal dan eksploitasi sumberdaya yang optimal.

Global Positioning System (GPS)

Global Positioning System (GPS) menyediakan informasi posisi dan waktu secara terus menerus di berbagai tempat di bumi. Karena GPS dapat diakses oleh sejumlah user yang tidak terbatas, maka GPS adalah sebuah sistem yang pasif. Oleh karena itu, user hanya dapat menerima sinyal satelit dengan bantuan GPS receiver.

Penggunaan teknologi GPS sangat membantu pekerjaan - pekerjaan survey pemetaan, topografi, hydrografi, geologi, land survey, dan juga bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu navigasi pencarian ikan. Bahkan ada beberapa tipe GPS yang digunakan untuk hobby. Seperti kegiatan memancing, mendaki gunung, travelling, serta olah raga.
Pada awalnya Acoustic System dikembangkan oleh Inggris pada masa pra-Perang Dunia II (PD II) dengan membuat ASDIC (Anti Sub-marine Detection Investigation Committee) yang terbukti sangat berguna bagi Angkatan Laut Negara-negara Sekutu pada PD II.
Setelah PD II berakhir, penggunaan akustik semakin berkembang luas untuk tujuan damai dan ilmiah, antara lain digunakan untuk; mempelajari proses perambatan suara pada medium air, penelitian sifat-sifat akustik dan benda-benda yang terdapat pada suatu perairan, komunikasi dan penentuan posisi di kolom perairan.
Selanjutnya perkembangan akustik semakin pesat pada awal dekade 70-an karena telah ditemukan Echo Integrator yang dapat menghasilkan nilai absolut untuk pendugaan dan estimasi bawah air.

Hydro-acoustic merupakan suatu teknologi pendeteksian bawah air dengan menggunakan perangkat akustik (acoustic instrument), antara lain; ECHOSOUNDER, FISHFINDER, SONAR dan ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler). Teknologi ini menggunakan suara atau bunyi untuk melakukan pendeteksian.
Sebagaimana diketahui bahwa kecepatan suara di air adalah 1.500 m/detik, sedangkan kecepatan suara di udara hanya 340 m/detik, sehingga teknologi ini sangat efektif untuk deteksi di bawah air.

Beberapa langkah dasar pendeteksian bawah air adalah adanya transmitter yang menghasilkan listrik dengan frekwensi tertentu. Kemudian disalurkan ke transducer yang akan mengubah energi listrik menjadi suara, kemudian suara tersebut dalam berbentuk pulsa suara dipancarkan (biasanya dengan satuan ping).
Suara yang dipancarkan tersebut akan mengenai obyek (target), kemudian suara itu akan dipantulkan kembali oleh obyek (dalam bentuk echo) dan diterima kembali oleh alat transducer. Echo tersebut diubah kembali menjadi energi listrik; lalu diteruskan ke receiver dan oleh mekanisme yang cukup rumit hingga terjadi pemprosesan dengan menggunakan echo signal processor dan echo integrator.
Pemrosesan didukung oleh peralatan lainnya; komputer; GPS (Global Positioning System), Colour Printer, software program dan kompas. Hasil akhir berupa data siap diinterpretasikan untuk bermacam-macam kegunaan yang diinginkan.
Bila dibandingkan dengan metode lainnya dalam hal estimasi atau pendugaan, teknologi hydro-acoustic memiliki kelebihan, antara lain. Informasi pada areal yang dideteksi dapat diperoleh secara cepat (real time). Dan secara langsung di wilayah deteksi (in situ).

Kelebihan lain adalah tidak perlu bergantung pada data statistik. Serta tidak berbahaya atau merusak objek yang diteliti (friendly), karena pendeteksian dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan suara (underwater sound).
Menurut MacLennan and Simmonds (1992) hasil estimasi populasi adalah nilai absolut. Hydro-acoustic dapat digunakan dalam mengukur dan menganalisa hampir semua yang terdapat di kolom dan dasar air, aplikasi teknologi ini untuk berbagai keperluan antara lain adalah; eksplorasi bahan tambang, minyak dan energi dasar laut (seismic survey), deteksi lokasi bangkai kapal (shipwreck location), estimasi biota laut, mengukur laju proses sedimentasi (sedimentation velocity), mengukur arus dalam kolom perairan (internal wave), mengukur kecepatan arus (current speed), mengukur kekeruhan perairan (turbidity) dan kontur dasar laut (bottom contour).
Saat ini, hydro-acoustic memiliki peran yang sangat besar dalam sektor kelautan dan perikanan, salah satunya adalah dalam pendugaan sumberdaya ikan (fish stock assessment). Teknologi hydro-acoustic dengan perangkat echosounder dapat memberikan informasi yang detail mengenai kelimpahan ikan, kepadatan ikan sebaran ikan, posisi kedalaman renang, ukuran dan panjang ikan, orientasi dan kecepatan renang ikan serta variasi migrasi diurnal-noktural ikan. Saat ini instrumen akustik berkembang semakin signifikan, dengan dikembangkannya varian yang lebih maju, yaitu Multibeam dan Omnidirectional. Perangkat Echosounder memiliki berbagai macam tipe, yaitu single beam, dual beam.

Metode hydro-acoustic merupakan suatu usaha untuk memperoleh informasi tentang obyek di bawah air dengan cara pemancaran gelombang suara dan mempelajari echo yang dipantulkan. Dalam pendeteksian ikan digunakan sistem hidroakustik yang memancarkan sinyal akustik secara vertikal, biasa disebut echo sounder atau fish finder (Burczynski, 1986).
Penggunaan metode hydro-acoustic mempunyai beberapa kelebihan (Arnaya, 1991), diantaranya:
1. berkecepatan tinggi ;
2. estimasi stok ikan secara langsung dan wilayah yang luas dan dapat memonitor pergerakan ikan ;
3. akurasi tinggi ;
4. tidak berbahaya dan merusak sumberdaya ikan dan lingkungan, karena frekwensi suara yang digunakan tidak membahayakan bagi si pemakai alat maupun obyek yang disurvei.
Penggunaan teknologi ini sangat membantu dalam pencarian sumberdaya ikan yang baru, sehingga akan mempercepat pengambilan keputusan atau kebijakan, terutama untuk menetapkan daerah penangkapan ikan agar potensi ikan dapat dipertahankan (Riani, 1998).

Keterpaduan semua metode di atas dapat dilakukan dengan adanya kerjasama diantara pihak-pihak terkait. Citra yang diperoleh melalui satelit penginderaan jauh, misalnya dianalisis di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) atau di instansi terkait lainnya. Data yang dihasilkan merupakan informasi dasar terhadap penentuan daerah potensi ikan. Data dan informasi juga dapat diperoleh melalui hasil survei akustik pada perairan yang sama selama beberapa waktu pengamatan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat tentang keberadaan ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Informasi ini kemudian disampaikan kepada pihak pengguna, misalnya nelayan atau pengusaha penangkap ikan dalam melakukan operasi penangkapan sehingga kapal-kapal ikan dapat begerak ke daerah yang dimaksud, sehingga dengan demikian dapat menekan biaya operasional kapal-kapal tersebut
Negara-negara yang maju pada sektor kelautan-perikanan (Norwegia, Jepang, Amerika Serikat, China dan Peru) bergantung pada teknologi akustik ini. Mereka menggunakan untuk melakukan eksplorasi sumberdaya dengan cepat, sehingga dapat mengeksploitasi dengan optimal, efisien dan ekonomis karena biaya eksplorasi yang murah dan waktu eksplorasi yang cukup singkat.

Selain itu eksploitasi yang dilakukan dapat lebih berwawasan lingkungan, berkesinambungan dan lestari, sebab sudah diketahui dengan jelas berapa potensi sumberdaya yang akan di eksploitasi tersebut, hanya perlu memilih kebijakan apa yang paling tepat untuk pengelolaan yang berkesinambungan dan lestari tersebut.
Hingga sekarang, teknologi hydro-acoustic ini belum banyak digunakan pada sektor kelautan-perikanan Indonesia, khususnya oleh perusahaan-perusahaan perikanan. Sebaiknya perusahaan-perusahaan tersebut mau memanfaatkan teknologi ini untuk kegiatan eksplorasi yang maksimal dan eksploitasi sumberdaya yang optimal (Donwill Panggabean, 2003).

Peralatan canggih berupa fish finder dan perlengkapan Global Positioning System (GPS) sebenarnya dapat diterapkan pada nelayan-nelayan yang ada di Indonesia karena hal tersebut dapat memudahkan nelayan mengetahui posisi ikan. Alat tersebut dimungkinkan dapat mengurangi beban nelayan akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang saat ini sedang dirasakan. Bantuan alat fishfinder dan GPS yang diberikan ini bisa mengirit BBM. Mereka hanya akan berlayar ke tempat yang terdapat gerombolan ikan di laut sehingga dapat meningkatkan produk ikan laut yang ada. Fishfinder yang digunakan juga dapat memberikan informasi mengenai suhu, arus, kesuburan klorofil dan lainnya. Sedangkan GPS akan memudahkan nelayan mengetahui koordinat keberadaan kapal mereka saat berlayar. Jelas sekali bahwa peranan atau aplikasi fish finder dan GPS dalam pencarian informasi keberadaan ikan sangatlah penting dan bermanfaat bagi nelayan.

Jenis Ikan Saltwater (Anglers Popular)

JENIS IKAN BERPARUH

IKAN PEDANG
NAMA LAIN: Broadbill Swordfish, Broadie, Pez Espada
JENIS: Xiphias Gladius
UKURAN: Biasanya mulai dari 50 Kg s/d diatas 500 Kg.
KARAKTER: Tidak seliar Marlin Biru, tetapi memiliki kekuatan setara dan bertarung dengan kasar yang mana kadang-kadang dapat juga melakukan lompatan spektakuler.

MARLIN HITAM
NAMA LAIN: Black Marlin, White Marlin, Silver Marlin
JENIS: Makaira Indica
UKURAN: Perkiraan berat maximum 1.000 Kg.
KARAKTER: Sangat kuat dan luar biasa cepat yang mana bukan hanya menguji pemancing dan pirantinya tetapi juga seluruh kru kapal. Berenang cepat dipermuka-an, lalu menyelam di kedalaman yang dapat menyebab-kan kenur putus karena hambatan air.

MARLIN BIRU
NAMA LAIN: Blue Marlin, Pacific Blue Marlin
JENIS: Makaira Mazara ( Marlin Biru Pacific), Makaira Nigricans (Marlin Biru Atlantic)
UKURAN: Dapat mencapai berat 1.200 Kg lebih (Pacific)
KARAKTER: Lebih kuat dari Marlin Hitam dan untuk menangkap Marlin Biru sangat pasti diperlukan kerja tim. Biasanya bertarung lebih dalam dibandingkan dengan Marlin Hitam atau Marlin Loreng.

MARLIN LORENG
NAMA LAIN: Striped Marlin, Striper, Stripey
JENIS: Tetrapturus Audax
UKURAN: Diperkirakan berat maximum mencapai 250 Kg.
KARAKTER: Petarung yang kuat untuk piranti ringan Biasanya akan menari dipermukaan jika terpancing dan melakukan lompatan-lompatan spektakuler. Ketika pertama kali terpancing akan melompat beberapa kali, kemudian menyelam dikedalaman tanpa pernah muncul kembali. Ikan yang fantasis untuk dipancing dengan pancing cambuk (Fly fishing).

MARLIN PUTIH
NAMA LAIN: White Marlin, Spikefish, Agujo Blanco
JENIS : Tetrapturus Albidus
UKURAN: Berat maximum diperkirakan lebih dari 100 Kg
KARAKTER: Mungkin jenis ini merupakan jenis ikan berparuh yang paling senang berada di udara, tetapi juga dengan stamina yang baik.

MARLIN KAPAK
NAMA LAIN: Hatchet Marlin
JENIS: Tetrapturus Sp.
UKURAN: Tidak diketahui, kemungkinan berkisar 100 Kg
KARAKTER: Sangat langka. Merupakan varian dari Marlin Putih, kemampuan bertarung sama dengan Marlin Putih.

IKAN LAYARAN
NAMA LAIN: Indo-Pacific Sailfish, Spindlebeak, Pez Vela
JENIS: Istiophorus Platypterus (Layaran Indo-Pacific), Istiophorus Albicans (Layaran Atlantic)
UKURAN: Berat maximum diperkirakan 120 Kg. (Layaran Indo-Pacific)
KARAKTER: Berakrobatik dengan spektakuler dan lebih banyak berada di atas air ketika terpancing. Kecepatan yang luar biasa yang umumnya tidak bertarung dikedalaman. Merupakan primadona untuk piranti ringan dan mancing cambuk (Fly fishing).

IKAN TODAK BERPARUH PANJANG
NAMA LAIN: Longbill Spearfish, Altantic Spearfish, Long-nose Spearfish
JENIS: Tetrapturus Pfleugeri
UKURAN: Berat maximum 50 Kg.
KARAKTER Sebagai ikan yang termasuk kecil dalam keluarga ikan berparuh, ikan ini sangat asyik dipancing dengan piranti ringan dalam mengantisipasi larinya yang secepat kilat dan juga akrobat yang dilakukannya.

IKAN TODAK MEDITERANIAN
NAMA LAIN: Mediterannean Spearfish
JENIS: Tetrapturus Belone
UKURAN: Berat maximum 50 Kg.
KARAKTER: Sebagai ikan yang termasuk kecil dalam keluarga ikan berparuh, ikan ini sangat asyik dipancing dengan piranti ringan dalam mengantisipasi larinya yang secepat kilat dan juga akrobat yang dilakukannya.

IKAN TODAK BERPARUH PENDEK
NAMA LAIN: Shortbill Spearfish, Altantic Spearfish
JENIS: Tetrapturus Angustirotris
UKURAN: Berat maximum 50 Kg.
KARAKTER: Sebagai ikan yang termasuk kecil dalam keluarga ikan berparuh, ikan ini sangat asyik dipancing dengan piranti ringan dalam mengantisipasi larinya yang secepat kilat dan juga akrobat yang dilakukannya

JENIS TUNA/MACKEREL

TUNA SIRIP BIRU
NAMA LAIN: Bluefin Tuna, Giant Tuna, Horse Mackerel
JENIS: Thunnus Thynnus
KARAKTER: Petarung yang tangguh dilaut dalam. Diantara keluarga Tuna, Tuna Sirip Biru adalah yang terbesar dan petarung yang paling tangguh dikarenakan ukurannya yang sangat besar.

TUNA SIRIP KUNING
NAMA LAIN: Yellowfin Tuna, Allison Tuna, Ahi
JENIS: Thunnus Albacres
UKURAN: Umumnya lebih dari 100 kg, maximum bisa mencapai 200 kg
KARAKTER: Petarung yang tangguh kedua setelah Tuna Sirip Biru, dan hanya dikarenakan oleh ukurannya yang lebih kecil dibandingkan dengan Tuna Sirip Biru.

TUNA MATA BESAR
NAMA LAIN: Bigeye Tuna
JENIS: Thunnus Obesus
UKURAN: Umumnya 25-500 kg, kadang mencapai 150 kg
KARAKTER: Ukuran Tuna yang baik dan perlawanan yang setara dengan ukurannya.

TUNA GIGI ANJING
NAMA LAIN: Dogtooth Tuna, Scaleless Tuna, Peg tooth Tuna
JENIS: Gymnosarda Unicolor
UKURAN: Umumnya berkisar 150 kg
KARAKTER: Petarung yang tangguh dikedalaman laut yang biasanya memanfaatkan struktur gugusan karang untuk membuat jengkel pemancing

TUNA SIRIP PANJANG
NAMA LAIN: Albacore, Longfin Tuna
JENIS: Thunnus Alalunga
UKURAN: Umum 5-25 kg, kadang mencapai 40 kg lebih
KARAKTER: Dikenal karena kegigihannya, bahkan diantara keluarga Tuna yang tangguh sekalipun.

TUNA SIRIP HITAM
NAMA LAIN: Blackfin Tuna, Bermuda Tuna, Football
JENIS: Thunnus Altanticus
UKURAN: Umum 1-10 kg, kadang mencapai 20 kg lebih
KARAKTER: Terbaik diantara jenis ikan yang dipancing dengan piranti yang sekelas dengan berat ikan.

TUNA SKIPJACK (Jenis Tongkol)
NAMA LAIN:Skipjack Tuna, Oceanic Bonito, Arctic Bonito, Striped Tuna, Watermelon
JENIS: Katsuwonus Pelamis
UKURAN: Umum 1-5 kg, sering mencapai 7,5 kg lebih
KARAKTER: Petarung yang hebat untuk piranti ringan.

TUNA KECIL (Jenis Tongkol)
NAMA LAIN:Little Tunny, Blue Bonito, False Albacore, Little Tuna
JENIS: Euthynnus Alletteratus
UKURAN: Umum 1-7,5 kg, sering mencapai 15 kg lebih
KARAKTER: Petarung yang hebat untuk piranti ringan.

BONITO ATLANTIC (Jenis Tongkol)
NAMA LAIN: Atlantic Bonito, Northern Bonito, Katonotel, Boston Mackerel
JENIS: Sarda Sarda
UKURAN: Umum 2-5 kg, maximum bisa mencapai 10 kg
KARAKTER: Seperti Tuna lainnya, termasuk petarung yang hebat.

FRIGATE MACKEREL (Jenis Tongkol)
NAMA LAIN: Bonito, Tinker Mackerel
JENIS: Auxis thazard
UKURAN: Merupakan yang terkecil diantara keluarga Tuna
KARAKTER: Jika bermaksud memancingnya (biasanya sebagai umpan untuk ikan yang lebih besar), peralatan yang paling baik adalah piranti jenis Spinning dengan umpan jigging kecil.

TENGGIRI LAKI (Wahoo)
NAMA LAIN: Wahoo, Peto, Ono
JENIS: Acanthocybium Soladri
UKURAN: Umumnya 5-25 kg, maximum +/- 100 kg
KARAKTER: Umumnya menyambar umpan di permukaan dengan kecepatan yang spektakuler, tetapi jarang melompat saat terpancing. Akan melakukan perlawanan dengan berkali-kali melarikan diri dengan liar, biasanya dipermukaan. Merupakan yang tercepat dalam gamefish

TENGGIRI
NAMA LAIN: Narrow-barred Mackerel, Spaniards, Tanguigue
JENIS: Scomberomorus Commersoni
UKURAN: 5-15 kg, kadang bisa melebihi 60 kg
KARAKTER: Dihargai sebagai salah satu yang terbaik dalam olah raga mancing. Menyambar umpan dengan ganas dan mempertontonkan kegigihan yang dipadukan dengan kecekatan dan kecepatan yang mengagumkan.

MACKEREL RAJA
NAMA LAIN: King Mackerel, Kingfish, Sierra, Cavalla
JENIS: Scomberomorus Cavalla
UKURAN: 2-25 kg, kemungkinan bisa mencapai 50 kg
KARAKTER: Jenis ini berenang secepat wahoo, walaupun jarang diakui. Bagaimanapun juga jenis ini amat kuat dan merupakan petarung yang gigih diberbagai ukuran.

MACKEREL CERO
NAMA LAIN: Cero Mackerel, Painted, Mackerel, Pintada
JENIS: Scomberomorus Regalis
UKURAN: 0,5-2,5 kg, berat maximum diperkirakan 10 kg
KARAKTER: Cukup menonjol, berenang dengan sangat cepat.

MACKEREL SPANYOL
NAMA LAIN: Spanish Mackerel, Sierra
JENIS: Scomberomorus Maculatus
UKURAN: 0,5-1,5 kg, berat maximum melebihi 5 kg
KARAKTER: Cukup menonjol untuk piranti ringan, berenang dengan sangat cepat.

JENIS TRAVELLY

MASIDUNG / KUWE GERONG
NAMA LAIN: Giant Trevally, White Ulua (Hawaii)
JENIS: Caranx Ignobilis
UKURAN: 10-95 kg, dibawah 100 kg
KARAKTER: Sangat hebat dipancing dengan piranti ringan sampai menengah, bahkan pada piranti besar sekalipun untuk ikan yang lebih besar. Bisa mencapai satu jam atau lebih pertarungan dengan piranti kelas menengah untuk ukuran rata-rata ikan. Piranti menengah dan besar sangat dianjurkan untuk pemancing pemula.

KUWE BATU BESAR
NAMA LAIN: Greater Amberjack, Amberfish, AJ, Coronado, Cavilia
JENIS: Seriola Dumerili
UKURAN: 10-75 kg
KARAKTER: Sangat kuat, merupakan petarung yang cukup me-nguras tenaga dan memiliki kekuatan dikedalaman yang sanggup menahan pompaan joran. Berenang terus menerus juga dapat ditemui pada awal pertarungan. Stamina yang prima akan sesuai dengan kekuatan ikan ini. Pemancing pemula akan membutuhkan waktu satu jam atau lebih untuk memancing ukuran rata-rata.

KUWE BATU
NAMA LAIN: Almaco Jack, Almaco
JENIS: Seriola Rivoliana
UKURAN: 7,5-15 kg, kadang melebihi 25 kg
KARAKTER: Sangat kuat, merupakan petarung yang cukup me-nguras tenaga dan memiliki kekuatan dikedalaman yang sanggup menahan pompaan joran. Berenang terus menerus juga dapat ditemui pada awal pertarungan. Stamina yang prima akan sesuai dengan kekuatan ikan ini. Pemancing pemula akan membutuhkan waktu satu jam atau lebih untuk memancing ukuran rata-rata.

KUWE LILIN
NAMA LAIN: Crevalle Jack, Jack Crevalle, Crevally
JENIS: Caranx Hippos
UKURAN: 6-10 kg, diperkirakan dapat mencapai 25 kg
KARAKTER: Beberapa jenis ikan lain dapat mengalahkan kuwe lilin untuk ukuran yang sama. Bertarung tidak begitu spektakuler tetapi juga keras kepala, pola umumnya akan berenang terus menerus. Jenis ini akan memanfaatkan sisi tubuhnya yang pipih sebagai kelebihannya dalam tarik-menarik.

PERMIT
NAMA LAIN: Round Pompano, Great Pompano
JENIS: Trachinotus Falcatus
UKURAN: 10-15 kg, diperkirakan dapat mencapai 25 kg
KARAKTER: Termasuk peringkat yang sangat baik dalam gamefish, berenang terus menerus dan sangat kuat, petarung dikedalaman yang keras kepala. Juga merupakan jenis yang menantang untuk diperdayai, terutama dengan menggunakan umpan tiruan.

KUWE RAMBUT / KUWE RAMBE
NAMA LAIN: African Pompano, Threadfish, Cuban Jack, Flechudo
JENIS: Alectis Ciliaris
UKURAN: 7,5-15 kg, diperkirakan dapat mencapai 25 kg
KARAKTER: Merupakan salah satu pelanggan yang tangguh untuk piranti ringan, jenis ini bertarung mirip kuwe besar lainnya, tetapi penggunaan sisi tubuhnya yang pipih merupakan kelebihannya yang utama, dan juga mempertontonkan taktik berputar yang ganjil yang dapat menempatkan pemancing dalam ujian yang berat.

SUNGLIR / SALEM
NAMA LAIN: Rainbow Runner, Spanish Jack, Rainbow Jack
JENIS: Elagatis Bipinnulata
UKURAN: 1-7,5 kg, diperkirakan dapat mencapai 20 kg
KARAKTER: Merupakan petarung yang penuh semangat pada piranti ringan. Akan berenang lebih cepat dibanding jeni Kuwe lainnya, dan kadang kala melakukan lompatan juga.

KUWE MATA BESAR
NAMA LAIN: Horse-eye Jack, Bigeye Jack, Ojo Gordo
JENIS: Caranx Latus
UKURAN: 6-10 kgREKOR DUNIA: 12 pounds
KARAKTER: Seperti halnya Kuwe Lilin, melawan dengan gigih.

TENGKEK
NAMA LAIN: Blue Runner, Hardtail Jack, Runner, Blue Jack
JENIS: Caranx Crysos
UKURAN: 0,5-1 kg, dapat tumbuh hingga 2 kg
KARAKTER: Jenis ini bertarung dengan baik sesuai dengan ukurannya. Jenis ini umum juga digunakan sebagai umpan untuk memancing di tengah laut.

KUWE FLORIDA
NAMA LAIN: Florida Pompano, Pompano, Carolina Pompano
JENIS: Trachinotus Carolinus
UKURAN: 0,5-1 kg, dapat tumbuh hingga 4 kg
KARAKTER: Hebat. Akan mengalahkan perlawanan Kuwe Lilin untuk ukuran yang sama.



BAR JACK
NAMA LAIN: Skipjack, Bahamas Runner, Reef Runner, Cibi Mancho
JENIS: Caranx Ruber
UKURAN: Berkisar 0,5 kg, dapat tumbuh hingga 2,5 kg
KARAKTER: Cukup hebat, jika ukurannya dua kali atau lebih dari rata-rata.

LOOKDOWN
NAMA LAIN: Jorobado, Horse-head
JENIS: Selene Vomer
UKURAN: Sebesar telapak tangan sampai lebih dari 0,5 kg
KARAKTER: Menyambar dengan agresif dan petarung yang penuh semangat untuk ukurannya.

JENIS SNAPPER/KAKAP

KAKAP CUBERA
NAMA LAIN: Cubera Snapper, Cuban Snapper, Cuban Dog, Snapper
JENIS: Lutjanus Cyanopterus
UKURAN: Rata-rata 15-25 kg, dapat mencapai 50 kg lebih
KARAKTER: Petarung sejati yang memanfaatkan ukuran dan kekuatannya serta semua rintangan yang ada disekitarnya demi keuntungan untuk perlawanannya.

KAKAP MERAH
NAMA LAIN: Red Snapper, North American, Genuine Red, Pargo Colorado
JENIS: Lutjanus Campechanus
UKURAN: Rata-rata 4-10 kg, dapat mencapai 20 kg lebih
KARAKTER: Ikan petarung yang gigih dengan menggunakan kekuatannya, taktik dengan menggoyangkan kepalanya daripada berenang terus menerus

KAKAP DOMBA
NAMA LAIN: Mutton Snapper, Muttonfish, Reef King, Pargo
JENIS: Lutjanus Analis
UKURAN: Rata-rata 2,5-7,5 kg, dapat mencapai 15 kg lebih
KARAKTER: Jenis ini merupakan petarung yang kuat dikedalam-an, dan dapat menampilkan pesonanya di tempat dangkal atau melarikan diri dipermukaan, lalu turun dengan terus menerus untuk kemudian bertahan dengan memanfaatkan kekuatan dan sisi lebar tubuhnya.

KAKAP ANJING
NAMA LAIN: Dog Snapper, Yellow Snapper, Jocu
JENIS: Lutjanus Jocu
UKURAN: Rata-rata 1-7,5 kg, dapat mencapai 15 kg lebih
KARAKTER: Petarung yang kuat.


KAKAP BATU
NAMA LAIN: Gray Snapper, Mangrove Snapper, Black Snapper, Mango, Caballerote
JENIS: Lutjanus Griseus
UKURAN: Rata-rata 1-3 kg, dapat mencapai 10 kg lebih
KARAKTER: Ketika terpancing, Kakap Batu akan melarikan diri dengan cepat, lalu melakukan pertarungan yang hebat hingga ke sisi perahu.

KAKAP SUTERA
NAMA LAIN: Silk Snapper, Yelloweye
JENIS: Lutjanus Vivanus
UKURAN: Rata-rata 1,5-2,5 kg, berat maximum tidak diketahui
KARAKTER: Tidak ada pertarungan yang dapat diharapkan, berkat kedalaman laut dan piranti yang tidak sesuai yang biasanya digunakan.

JENAHA
NAMA LAIN: Lane Snapper,Spot Snapper,Cady Snapper,Biajaiba
JENIS: Lutjanus Synagris
UKURAN: Rata-rata 0,5 kg, dapat mencapai 2,5 kg
KARAKTER: Sambarannya agresif pada umpan alami maupun tiruan, jenis ini asyik untuk dipancing namun bukanlah petarung yang istimewa, apalagi jika dilihat ukurannya yang kecil.

KAKAP RATU
NAMA LAIN: Queen Snapper
JENIS: Etelis Oculatus
UKURAN: Rata-rata 1,5-2,5 kg, berat maximum tidak diketahui
KARAKTER: Tidak ada pertarungan yang dapat diharapkan, berkat kedalaman laut dan piranti yang tidak sesuai yang biasanya digunakan.

KAKAP SIRIP HITAM
NAMA LAIN: Black Snapper, Blackspot, Bahamas Red Snapper
JENIS: Lutjanus Buccanella
UKURAN: Rata-rata 1,5-2 kg, dapat mencapai 5 kg
KARAKTER: Petarung yang kuat seperti jensi Kakap lainnya.

EKOR KUNING (Wakung Sawo)
NAMA LAIN: Yellowtail Snapper, Flag, Tail, Rabirubia
JENIS: Ocyurus Chrysurus
UKURAN: Rata-rata 0,5-1,5 kg, dapat mencapai 4 kg
KARAKTER: Petarung yang seru untuk kelas piranti yang berimbang dengan berat ikan, dan merupakan yang terbaik diantara ikan-ikan karang lainnya. Karena kebanyakan terpancing dekat permukaan, jenis ini biasanya akan melarikan diri dengan kuatnya. Ekor Kuning sangat ahli dalam hal memutuskan tali pancing pada pinggir tebing karang, atau pada karang yang menjulang tinggi.

KAKAP VERMILLION
NAMA LAIN: Vermillion Snapper, Beeliner, Mingo, Cajon
JENIS: Rhomboplites Aurorubens
UKURAN: Rata-rata dibawah 0,5 kg, bisa mencapai 2,5 kg
KARAKTER: Bukan gamefish. Kebanyakan terpancing oleh piranti besar pada kedalaman dan bukan merupakan kombinasi yang imbang untuk ikan sekecil ini.

SCHOOL MASTER
NAMA LAIN: Barred Snapper, Caji
JENIS: Lutjanus Apodus
UKURAN: Rata-rata dibawah 0,5 kg, bisa mencapai 3-3,5 kg
KARAKTER: Setara dengan jenis Kakap lainnya untuk ukuran yang sama.

TANDA-TANDA
NAMA LAIN: Mahogany Snapper, Ojonco
JENIS: Lutjanus Mahogoni
UKURAN: Hingga 1,5 kg
KARAKTER: Cukup baik seperti halnya Kakap kecil lain.

JENIS LAINNYA

TARPON
NAMA LAIN: Silver King, Sabalo
JENIS: Megalops Atlanticus
UKURAN: Dari 30 cm hingga 38 kg, bisa mencapai 75 kg lebih
KARAKTER: Terkenal sebagai tontonan dan akan lompatannya. Tarpon raksasa tidak sebanding dengan yang lebih kecil dalam hal akrobatiknya, tetapi mereka kerap kali melompat diperairan dangkal dengan marahnya.

GABUS LAUT
NAMA LAIN: Cobia, Ling, Crab Eater, Lemonfish, Bacalao
JENIS: Rachycentron Canadum
UKURAN: Umumnya 10-25 kg, bisa mencapai 50 kg
KARAKTER: Petarung yang kuat dan sukar diduga. Biasanya akan melarikan diri dengan cepat, dan dapat bertarung dikedalaman dengan stamina yang baik; walaupun banyak diantaranya bertarung tanpa semangat jika tidak di paksa untuk itu.

LEMADANG
NAMA LAIN: Dolphin, Dorado, Mahi-mahi
JENIS: Coryphaena Hippurus
UKURAN: Dari 0,5 kg hingga 25 kg, dapat mencapai 40 kg lebih
KARAKTER: Merupakan yang terbaik dalam hal kecepatan untuk berbagai kelas piranti. Sangat kuat dan kerap berakrobatik.

BARRACUDA (Alu-alu)
NAMA LAIN: Great Barracuda, Cuda, Sea Pike, Picuda
JENIS: Sphyraena Barracuda
UKURAN: Rata-rata 2,5-7,5 kg, dapat mencapai 25 kg
KARAKTER: Untuk piranti yang cocok, Barracuda merupakan salah satu yang dapat bertarung dengan spektakuler, kerap kali mengkombinasikan kecepatan dan melarikan diri dengan melompat. Pada laut yang lebih dalam, seperti diatas gugusan karang, ia dapat juga bertarung dengan kekuatan dan ketahanan tubuh.

IKAN DAUN
NAMA LAIN: Tripletail, Drift Fish, Leaf Fish
JENIS: Lobotes Surinamensis
UKURAN: Rata-rata 1-6 kg, dapat mencapai 15 kg lebih
KARAKTER: Walaupun penampilannya agak janggal, Ikan Daun merupakan gamefish yang disukai. Dapat dipancing dengan umpan tiruan dengan karakteristik bertarung dengan melarikan diri dengan kalut dan lompatan yang mengejutkan. Untuk ikan berukuran besar dikedalaman juga dapat bertahan dengan baik. Seperti halnya Gabus Laut yang biasanya juga berbagi tempat berteduh Ikan Daun sangat ahli dalam hal membuat kusut kenur.

BLUEFISH
NAMA LAIN: Blue, Chopper, Anchoa
JENIS: Pomatomus Saltatrix
UKURAN: Rata-rata 0,5-1,5 kg, dapat mencapai 10 kg lebih
KARAKTER: Merupakan petarung yang handal pada berbagai ukuran. Sangat kuat dalam melarikan diri dan kerapkali melompat

BANDENG CECURUT
NAMA LAIN: Bonefish, Silver Ghost, White Fox, Macabi
JENIS: Albula Vulpes
UKURAN: Rata-rata 0,5-5 kg, dapat mencapai 10 kg lebih
KARAKTER: Sangat terkenal dalam hal melarikan diri di laut dangkal. Sekuat jenis Kuwe jika bertarung di kedalaman laut.